Islam sangat menganjurkan umatnya bersedekah, baik sedekah
harta, ilmu, tenaga, mengucapkan kalimah thayibah (tasbih, tahmid, tahlil,
takbir), maupun “sekadar” memberikan senyum dan wajah cinta kepada sesama
Muslim. Allah SWT dan Rasul-Nya pun memberikan motivasi luar biasa agar kaum
Muslim gemar bersedekah
Allah adalah MAHA MENEPATI JANJI, dan apa yang tertulis di
Alqur'an adalah apa yang langsung diserukan Allah kepada umatnya. Adalah sebuah
kerugian besar jika kita tidak yakin akan perkataan langsung Allah tersebut.
Coba anda baca dan renungkan apa yang langsung diserukan Allah tentang sedekah
di bagian bawah ini:
Janji Allah SWT dalam Al-Qur’an bahwa Allah akan
melipat-gandakan rejeki yang disedekahkan menjadi 700x lipat:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah 2:261)
Macam macam sedekah
Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan
yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang
bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara
shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut:
1. Shadaqah Sirriyah
Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Shadaqah ini sangat utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat
pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik
sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang
fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan
dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. 2:271)
Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah,
bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin
secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau
harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali
pasukan jihad dan lain sebagainya.
Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin
adalah untuk menutup aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di
kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui
bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu
apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam memuji
shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk
dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)
2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat
Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada
berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis
harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah
ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan
melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai
tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan
sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)
3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi
Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. 2:219)
Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib)
terpenuhi." Dan dalam riwayat yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah
jika kebutuhan yang wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari)
4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,
"Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal
orang yang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu."
(HR. Abu Dawud)
Beliau juga bersabda,
"Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu
dirham." Para sahabat bertanya," Bagaimana itu (wahai Rasululullah)?
Beliau menjawab, "Ada seseorang yang hanya mempunyai dua dirham lalu dia
bersedakah dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang
mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil seratus ribu
dirham dan bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami')
Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, "Hendaknya
seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan
untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir.
Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan
(dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala.
Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri
manusia. Rasululllah shallallahu ‘alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar
radhiyallahu ‘anhuyang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis
kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak
khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu
Bakar.
Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan
kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang
dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar hutang dan
memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama.
Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan
membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang
dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain)
yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah)
5. Menafkahi Anak Istri
Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam
bersabda,
"Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan
mengharapkan pahalanya maka dia mendapatkan pahala sedekah." ( HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda,
"Ada empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada
orang miskin, satu dinar engkau berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar
engkau infakkan fi sabilillah, satu dinar engkau belanjakan untuk keluargamu.
Dinar yang paling utama adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu."
(HR. Muslim).
6. Bersedekah Kepada Kerabat
Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki
kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika
turun ayat,
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai."
(QS. 3:92)
Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa
Bairuha' diserahkan kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau.
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam menyarankan agar ia dibagikan kepada
kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi tersebut dan
membaginya untuk kerabat dan keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda,
"Bersedakah kepada orang miskin adalah sedekah (saja),
sedangkan jika kepada kerabat maka ada dua (kebaikan), sedekah dan
silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi
tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:
• Anak yatim yang
masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
”(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi
makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat,
atau orang miskin yang sangat fakir.” (QS. 90:13-16)
• Kerabat yang
memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,
"Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang
memendam permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')
7. Bersedekah Kepada Tetangga
Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam surat an-Nisa'
ayat 36, di antaranya berisikan perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat
kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya,
lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR. Muslim)
8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
"Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan
seseorang untuk keluarganya, dinar yang dinafkahkan seseorang untuk
kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang diinfakkan
seseorang kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR. Muslim)
9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah
Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan
masalah ini, di antaranya,
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa
berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.” (QS. 9:41)
Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah
orang-orang yang benar.” (QS. 49:15)
Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alihi wasallam
bersabda,
"Barang siapa mempersiapkan (membekali dan
mempersenjatai) seorang yang berperang maka dia telah ikut berperang."
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan
jihad yang utama adalah dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak,
sebagaimana yang terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun dalam
kondisi mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka itu juga baik akan
tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang pertama.
10. Shadaqah Jariyah
Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang
yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam
bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya
kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih
yang mendoakannya." (HR. Muslim).
Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah
pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek
lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Beberapa keutamaan sedekah
Setidaknya ada lima keutamaan sedekah.
Pertama, menghapuskan dosa-dosa kecil –menghapus dosa besar
harus dengan tobat. “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan
api.” (HR Tirmidzi).
Kedua, keberkahan pada harta yang kita miliki. “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah.
Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.”
(HR. Muslim).
Ketiga, Allah Swt melipatgandakan pahala orang bersedekah.
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan
meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan
(ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS.
Al-Hadid:18).
Keempat, terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh
orang yang bersedekah. Orang memberikan menyumbangkan harta di jalan Allah,
maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga.
“Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika
ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan
dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan
dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah
akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR
Bukhari).
Kelima, sedekah dapat membebaskan siksa kubur. “Sedekah akan
memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR Thabrani). Wallahu a’lam.
Keutamaan sedekah dihari jumat
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shadaqah
pada hari Jum’at itu memiliki kelebihan dari hari-hari lainnya. Shadaqah pada hari
itu dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti shadaqah pada
bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan lainnya.”
Lebih lanjut, Ibnul Qayyim juga mengatakan, “Aku pernah
menyaksikan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, jika
berangkat menunaikan shalat Jum’at membawa apa yang terdapat di rumahnya, baik
itu roti atau yang lainnya untuk dia shadaqahkan selama dalam perjalanannya itu
secara sembunyi-sembunyi.”
Aku pun, lanjut Ibnul Qayyim, pernah mendengarnya
mengatakan, “Jika Allah telah memerintahkan kepada kita untuk bershadaqah di
hadapan seruan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka shadaqah di
hadapan seruan Allah Ta’ala jelas lebih afdhal dan lebih utama fadhilahnya.”
Keutamaan sedekah pada bulan Ramadhan
Allah telah mengistimewakan bulan Ramadan dari bulan
lainnya. Bulan penuh berkah ini selalu dinanti oleh setiap mukmin. Bagaimana
tidak, beribu keutamaan ditawarkan. Pahala "diobral", ampunan Allah
bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu.
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk menjemput
pahala dari bulan Ramadan yaitu melalui sedekah. Islam menganjurkan umatnya
untuk banyak bersedekah dan pada bulan Ramadan, amalan ini menjadi lebih
dianjurkan lagi.
Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan
kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadan. Hal ini diceritakan
oleh Ibnu Abbas r.a: "Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan.
Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril.
Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Quran. Dan kedermawanan
Rasulullah saw melebihi angin yang berhembus." (HR. Bukhari, no.6).
Rasulullah saw memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam
bersedekah di bulan Ramadan, disebabkan bersedekah di bulan ini lebih dahsyat
dibanding sedekah di bulan lainnya. Di antara keutamaan sedekah di bulan
Ramadan adalah:
1) Jaminan surga bagi orang yang bersedekah.
Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya di surga
terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan
bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang
yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan salat di kala kebanyakan
manusia tidur." (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin
1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan
Al Albani di Shahih At Targhib, 946).
2) Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Rasulullah saw bersabda: "Orang yang memberikan
hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan
pahala orang tersebut tanpa sedikit pun mengurangi pahalanya." (HR. At
Tirmidzi no 807).
3) Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta'ala berfirman: "Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah [166]
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui." (QS.
Al Baqarah [2]: 261).
4) Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah saw bersabda:"Sedekah dapat menghapus dosa
sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani
dalam Shahih At Tirmidzi, 614).
5) Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah saw bersabda:"Sedekah akan memadamkan api
siksaan di dalam kubur." (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam
Shahih At Targhib, 873).
6) Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati
yang bahagia.
Rasulullah saw memberikan permisalan tentang orang yang
dermawan dengan orang yang pelit: "Perumpamaan orang yang pelit dengan
orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila
dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah,
dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya.
Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan
bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia
merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha
melonggarkannya namun tidak bisa." (HR. Bukhari no. 1443).
Sedemikian besar pengaruh sedekah bagi bagi seseorang yang
melaksanakannya,hal ini tentulah memacu kita semua untuk mengambil berkat dari
sedekah..marilah kita perbanyak sedekah.