Minggu, 18 November 2018

Surah Al Alaq Dan Keutamaannya.




Surah Al-Falaq adalah surah ke-113 dalam Al-Qur'an. Nama Al-Falaq diambil dari kata Al-Falaq yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya waktu subuh.

Surat ini tergolong surah Makkiyah.
Surat al-Falaq terdiri dari lima ayat dan tergolong makkiyyah (diturunkan sebelum hijrah).

Bersama surat an-Nas, ia disebut al-Mu’awwidzatain. Disebut demikian karena keduanya mengandung ta’widz (perlindungan). Keduanya termasuk surat yang utama dalam Al-Qur’an. Keutamaan surat al-Falaq selalu disebut bersamaan dengan surat an-Nas.

Tafsir surah al alaq


1.“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Penguasa) waktu Subuh.”

Dalam bahasa Arab, al-falaq berarti sesuatu yang terbelah atau terpisah. Yang dimaksud dengan al-falaq dalam ayat ini adalah waktu subuh,

karena makna inilah yang pertama kali terdetik dalam benak orang saat mendengar kata al-falaq. Ia disebut demikian karena seolah-olah terbelah dari waktu malam.

Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk berlindung (isti’adzah) kepada Allah semata. Isti’adzah termasuk ibadah, karenanya tidak boleh dilakukan kepada selain Allah.

Dia yang mampu menghilangkan kegelapan yang pekat dari seluruh alam raya di waktu subuh tentu mampu untuk melindungi para peminta perlindungan dari semua yang ditakutkan.

2.“Dari kejahatan apa-apa yang telah Dia ciptakan.”

Ayat yang pendek ini mengandung isti’adzah dari kejahatan semua makhluk. Al-Hasan Al-Bashri berkata : “Jahannam dan iblis beserta keturunannya termasuk apa yang telah Dia ciptakan.

” Kejahatan diri kita sendiri juga termasuk di dalamnya, bahkan ia yang pertama kali masuk dalam keumuman kata ini, sebagaimana dijelaskan Syaikh al-’Utsaimin.

Hanya Allah yang bisa memberikan perlindungan dari semua kejahatan, karena semua makhluk di bawah kekuasaanNya.Setelah memohon perlindungan secara umum dari semua kejahatan,

kita berlindung kepada Allah dari beberapa hal secara khusus pada ayat berikut; karena sering terjadi dan kejahatan berlebih yang ada padanya.

Di samping itu, ketiga hal yang disebut khusus berikut ini juga merupakan hal-hal yang samar dan tidak tampak, sehingga lebih sulit dihindari.

3.“Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam kegelapan.”

Kata ghasiq berarti malam, berasal dari kata ghasaq yang berarti kegelapan. Kata kerja waqaba mengandung makna masuk dan penuh, artinya sudah masuk dalam gelap gulita.

Kita berlindung dari kejahatan malam secara khusus, karena kejahatan lebih banyak terjadi di malam hari. Banyak penjahat yang memilih melakukan aksinya di malam hari.

Demikian pula arwah jahat dan binatang-binatang yang berbahaya. Di samping itu, menghindari bahaya juga lebih sulit dilakukan pada waktu malam.

4.“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada tali-tali ikatan.”

Para tukang sihir biasa membaca mantra dan jampi-jampi, kemudian mereka tiupkan pada tali-tali yang di ikat. Inilah yang di maksud dengan ruqyah syirik.

Sihir merupakan salah satu dosa dan kejahatan terbesar, karena disamping syirik, ia juga samara dan bisa mencelakakan manusia di dunia dan akhirat. Karenanya kita berlindung secara khusus kepada Allah dari kejahatan ini.

Penyebutan wanita tukang sihir dalam bentuk muannats (feminin) dikarenakan jenis sihir ini yang paling banyak melakukannya adalah wanita.

Dalam riwayat tentang sihir Labid bin al-A’sham yang ditujukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga disebutkan bahwa puteri-puteri Labid yang menghembus pada tali-tali.

5“Dan dari kejahatan orang dengki apabila ia dengki.”

Dengki (hasad) adalah membenci nikmat Allah atas orang lain dan menginginkan hilangnya nikmat itu darinya.

Yang dimaksud dengan ‘apabila ia dengki’ adalah jika ia menunjukkan kedengkian yang ada di hatinya dan karenanya terbawa untuk membahayakan orang yang lain.

Kondisi yang demikianlah yang membahayakan orang lain. Orang yang hasad akan menempuh cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan keinginannya.

Hasad juga bisa menimbulkan mata jahat (‘ain) yang bisa membahayakan sasaran kedengkiannya. Pandangan mata dengkinya bisa mengakibatkan orang sakit, gila, bahkan meninggal.

Barang yang dilihatnya juga bisa rusak atau tidak berfungsi. Karenanya, kitapun berlindung kepada Allah dari keburukan ini secara khusus.

Ada juga orang dengki yang hanya menyimpan kedengkiannya dalam hati, sehingga ia sendiri gundah dan sakit hati, tapi tidak membahayakan orang lain, sebagaimana dikatakan Umar bin Abdil Aziz: “Saya tidak melihat orang zhalim yang lebih mirip dengan orang terzhalimi daripada orang yang dengki.”

Jadi, untuk melindungi diri dari semua kejahatan kita harus menggantungkan hati kita dan berlindung hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa, dan membiasakan diri membaca dzikir yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hal ini adalah salah satu wujud kesempurnaan agama Islam.

Kejahatan begitu banyak pada zaman kita ini, sementara banyak umat Islam yang tidak tahu bagaimana cara melindungi diri darinya.

Adapun yang sudah tahu banyak yang lalai, dan yang membacanya banyak yang tidak menghayati.

Semua ini adalah bentuk kekurangan dalam beragama. Andai umat Islam memahami,mengamalkan dan menghayati sunnah ini, niscaya mereka terselamatkan dari berbagai kejahatan.

Surah al alaq dan keutamaannya


Banyak sekali keutamaan surah ini antara lain sebagai berikut:

Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tahukah engkau ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini, tidak pernah ada yang menyerupainya sama sekali? Kemudian beliau mengatakan:

Sedangkan at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu hadits berikut,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari mata jahat jin dan manusia. Ketika turun al-Mu’awwidzatain, beliau memakainya dan meninggalkan yang lain. (dihukumi shahih oleh al-Albani)

Kedua surat ini disunatkan dibaca setiap selesai shalat wajib. Dalam hadits lain, ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk membaca al-Mu’awwidzat tiap selesai shalat.” (HR. Abu Dawud, dihukumi shahih oleh al-Albani)

Disunatkan juga membacanya sebelum dan sesudah tidur, sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Uqbah yang lain:

“Wahai ‘Uqbah, bacalah keduanya setiap kamu tidur dan bangun. Tidaklah seseorang bisa meminta atau berlindung dengan seperti keduanya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, dihukumi hasan oleh al-Albani)

Aisyah menerangkan: bahwa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila hendak tidur, Beliau membaca Surat Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.

Sayyidiah' Ali r.a. menerangkan: pernah Rasulullah s.a.w. digigit kala, kemudian Beliau mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas laludisapukan pada anggota badan yang digigit kala tadi.

'Uqbah bin' Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalam suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah s.a.w., Beliau membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Beliau juga untuk membacanya.

Barang siapa terkena penyakit karena perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturuh-turut.

Barang siapa yang takut akan godaan syaitan atau manusia atau takut dalam kegelapan malam, atau takut kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.

Dari Uqbah bin Amir dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Tidakkah engkau melihat ayat-ayat yang diturunkan pada malam ini? Tidak diketahui ada ayat-ayat yang semisal ini sama sekali.

“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai al-falaq,” dan “Katakanlah, “Aku berlidung kepada Rabb (yang memelihara dan mengatur) manusia.“

Juga Dari Uqbah bin Amir dia berkata:
“Suatu ketika saya pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, pada sebuah rombongan dari rombongan-rombongan yang ada.

Tiba-tiba beliau bersabda kepadaku, “Wahai Uqbah, tidakkah kamu naik ke tungganganku?” akan tetapi saya menghormati Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sehingga saya tidak naik ke tunggangan beliau.

Beliau kembali berkata, “Wahai Uqbah, tidakkah kamu naik ke tungganganku?” Maka akhirnya saya khawatir kalau-kalau penolakan saya ini merupakan maksiat.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kemudian turun dan saya yang menaiki tunggangan beliau ???, kemudian beliau menaiki tunggangannya.

Kemudian beliau bersabda, “Wahai Uqbah, maukah kamu saya ajarkan dua surah di antara dua surah terbaik yang dibaca oleh manusia?”

Saya menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Maka beliau membacakan kepadaku “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai al-falaq,” dan “Katakanlah, “Aku berlidung kepada Rabb (yang memelihara dan mengatur) manusia.” Kemudian shalat ditegakkan,

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maju mengimami kami dan membaca kedua surah ini. Setelah selesai, beliau melewatiku seraya bersabda, “Bagaimana pendapatmu wahai Uqbah, bacalah keduanya setiap kali kamu mau tidur dan setiap kali kamu bangun dari tidur.”

Akhirul kalam,Surat ini adalah surat yang utama, dan dianjurkan dibaca setelah shalat, sebelum dan sesudah tidur, dalam dzikir pagi dan sore, juga dalam ruqyah.

Kita memohon perlindungan hanya kepada Allah dari semua kejahatan secara umum, dan beberapa hal secara khusus karena lebih sering terjadi, lebih samar atau karena mengandung bahaya yang lebih.

- Mewaspadai kejahatan malam, tukang sihir dan pendengki.
- Sihir dan ‘ain adalah perkara yang hakiki.
- Kesempurnaan agama Islam yang mengajarkan cara melindungi diri dari berbagai kejahatan.
-Kekurangan sebagian umat Islam dalam memahami, mengamalkan dan menghayati ajaran Islam.

Sekian dulu dari saya,semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.